Merauke, paraparapuan – Untuk meningkatkan kerjasama lintas sektoral antara kelompok perempuan di Kabupaten Merauke,Lembaga Advokasi Peduli Perempuan ( eL adPPer) Merauke mengadakan pelatihan menulis kritis isu perempuan di Aula Susteran Tarekat Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) sejak Rabu hingga Sabtu (26-27/2/2025)
Sebanyak 35 peserta perwakilan organisasi pemuda dan aktivis adat mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan aktivis muda dalam menulis agar dapat memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam mengambil keputusan terutama dalam proses melindungi hutan dan tanah yang ada di wilayah Kabupaten Merauke
Pelatihan ini dimulai pada pukul 09.00 WP dan dibuka dengan sambutan dari Direktur eL adPPer, Beatrix Gebze.
“Pelatihan ini sebagai wadah teman-teman meningkatkan kapasitas, yang kedua itu teman-teman dapat menulis secara cerdas, yang ketiga sebagai bentuk mengadvokasi persoalan-persoalan Perempuan. Jadi waktu menulis itu bukan hanya katanya-katanya, tetapi tahu sumbernya dari mana, data yang disampaikan itu benar-benar fakta,” kata Beatrix Gebze.
Pelatihan ini dipandu oleh dua editor media Jubi, dengan metode pembelajaran diskusi dan praktik. Salah satu peserta, Fransiska mengatakan dirinya mengikuti pelatihan ini karena ingin mempublikasikan kegiatan dari organisasi yang diikutinya.
“Selama ini kami kesulitan mempublikasikan kegiatan ke media, karena tidak memiliki dana untuk publikasi,” katanya. Sementara untuk menulis sendiri di media sosial, ia mengaku belum memiliki keterampilan.
Setelah pelatihan ini, ia berharap dapat menulis sendiri untuk dipublikasikan, minimal ke media sosial masing-masing peserta.
Sebanyak 3 peserta laki-laki juga mengikuti kegiatan ini. Salah satunya, Emanule Kainakaimu.
“Menurut saya dalam kegiatan kesetaraan gender, biasanya diikuti oleh perempuan saja. Jarang ada peserta laki-laki. Padahal laki-laki punya peran penting dalam peningkatan kesetaraan gender,” kata Emanulel.
Emanule mengaku, pemahaman kesetaraan gender diperoleh dari beberapa pelatihan sebelumnya yang pernah ia ikuti.
“Sebelumnya saya mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas jaringan kerja Perempuan berbasis sensitivitas gender yang bertempat di aula Petrus Vertenten,” katanya.
Harapannya kedepannya makin banyak peran laki-laki dalam kegiatan-kegiatan tentang isu perempuan.(*)